cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
KEMBARA
ISSN : 24427632     EISSN : 24429287     DOI : -
Core Subject : Education,
KEMBARA diterrbitkan sejak April 2015 oleh Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Muhammadiyah Malang. KEMBARA memuat artikel hasil penelitian bahasa, sastra, dan pengajarannya, yang diterbitkan pada bulan April dan Oktober.
Arjuna Subject : -
Articles 24 Documents
Search results for , issue "Vol. 7 No. 2 (2021): Oktober" : 24 Documents clear
Karakteristik bahasa suluk dan janturan dalam pagelaran wayang purwa Jawa Timuran lakon Resa Saputra oleh Ki Dalang Bambang Sugia Paramitha Dewi I
KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol. 7 No. 2 (2021): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/kembara.v7i2.15978

Abstract

Pagelaran wayang menjadi salah satu hal yang sangat dinantikan oleh sebagian masyarakat Jawa. Setiap pagelaran wayang digelar selalu menggunakan gaya bahasa yang memiliki karakteristik tersendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengaji karakteristik bahasa suluk dan janturan Ki Bambang Sugia ditinjau dari aspek sosiopragmatiknya, sebab aspek bahasa sebagai media ekspresi seninya begitu variatif. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian ini berupa tuturan dalang yang berupa kata-kata, frasa, dan kalimat. Sumber data penelitian ini berupa rekaman pertunjukan wayang purwa oleh Ki Bambang Sugia. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode simak dan catat. Berdasarkan hasil analisis data penelitian dihasilkan simpulan sebagai berikut: Bentuk Register bahasa suluk dalam pertunjukan wayang purwa lakon Resa Saputra oleh Ki Bambang Sugia terbagi menjadi 6 (enam) bagian. Bentuk register pada bahasa janturan terbagi menjadi 3 (tiga). Bentuk dan fungsi diksi/ungkapan dalam bahasa suluk dan janturan dalam pertunjukan wayang purwa lakon Resa Saputra oleh Ki Bambang Sugia yaitu berupa kata denotasi, konotasi, kata khusus, kata umum, kata konkret, dan kata abstrak. Makna implikatur dalam bahasa suluk dalam pertunjukan wayang purwa lakon Resa Saputra oleh Ki Bambang Sugia di antaranya yaitu informasi, sindiran, perintah, ajakan, dan permohonan. Sedangkan bahasa janturan memiliki empat makna implikatur, di antaranya informasi, sindiran, protes, dan apresiasi.
Kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran daring mata pelajaran bahasa Indonesia Laili Etika Rahmawati; Vitria Indriyani Setyaningsih
KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol. 7 No. 2 (2021): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/kembara.v7i2.16326

Abstract

Pembelajaran daring saat ini sangat berpengaruh terhadap tingkat kemandirian belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskrispikan tingkat kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran daring mata pelajaran bahasa Indonesia. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dengan subjek dan objek penelitian berfokus pada siswa kelas VII dan guru bahasa Indonesia di SMP Negeri 17 Surakarta. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui teknik wawancara, menyebarkan kuesioner melalui google form, dan studi pustaka. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis interaktif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi data dan sumber data. Hasil penelitian berdasarkan empat indicator kemandirian menunjukkan bahwa: (1) berdasarkan kategori ketidaktergantungan terhadap orang lain menunjukkan hasil sebanyak 82 dari 122 responden masih sering atau kadang meminta bantuan orang tua ketika pembelajaran daring; (2) kategori berperilaku sesuai inisiatif sendiri menunjukkan hasil yang tergolong kesadaran siswa masih rendahl; (3) kategori kemampuan dalam memecahkan permasalahan sendiri juga menunjukan hasil sebanyak 82 siswa meminta bantuan guru ataupun orang tua ketika kesulitan belajarnya dalam mengerjakan soal; dan (4) tingkat kedisiplinan siswa dalam pembelajaran daring sudah tergolong baik. Berdasarkan hasil penelitian berdasarkan empat kategori tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kemandirian siswa dalam pembelajaran daring mata pelajaran bahasa Indonesia masih rendah, tetapi termasuk dalam kategori dependen.
Dialogic-interactive media: Alternative learning media to improve speaking skills Atmazaki Atmazaki; Syahrul Ramadhan; Vivi Indriyani; Jeihan Nabila
KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol. 7 No. 2 (2021): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/kembara.v7i2.16402

Abstract

The COVID-19 pandemic has not ended, so the learning process is still being carried out online. This results in ambiguity about how to teach. Language learning must be able to improve language skills, but some of these skills are difficult to teach. Based on the survey, speaking skills are the most difficult skills to teach online. Efforts are needed to overcome this, because speaking is considered the ultimate goal of language learning and the most basic skill to achieve. The purpose of this study was to develop dialogic-interactive media to improve students' speaking skills. The type of research used is development research using the Plomp Model (Preliminary Research, Prototype Phase, & Assessment Phase). Based on the research stages, the research objectives described in this article are to (1) describe the results of development research at the Preliminary Research stage and (2) describe the results of development research at the Prototyping Phase. The data analysis technique used in this research is descriptive data analysis technique. Based on the results of the study, it is shown that the use of learning methods and media in learning to speak has not helped students to improve their speaking skills. Therefore, interactive dialogical media were developed (introduction, interactive setting, everyday talk, learning talk, teaching talk, presenting; questioning; extending) and the teacher had a good response to the media model developed for use in learning to speak.
Analisis istilah wacana kebijakan pembatasan sosial covid-19 di Indonesia Nursalam Nursalam; Sulaeman Sulaeman; Irvan Mustafa
KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol. 7 No. 2 (2021): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/kembara.v7i2.16500

Abstract

Pembatasan sosial covid-19 di Indonesia menggunakan ragam istilah yang dinilai mengandung wacana. Penelitian ini bertujuan menganalisis identitas teks, ideologi penciptaan teks, hingga praktik sosial yang melatarbelakangi penciptaan teks wacana kebijakan pembatasan sosial terkait covid-19 di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis wacana kritis Norman Fairclough. Sumber data penelitian media online yang memuat istilah-istilah dalam pembatasan sosial covid-19 yang dinilai sebagai teks wacana. Kemudian, informan sebagai unsur akademisi dan masyarakat umum yang memiliki pandangan khusus terkait istilah wacana covid-19. Teknik analisis data yang digunakan meliputi tahap reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan. Pengumpulan data yang dilakukan mencakup studi dokumentasi dan wawancara mendalam berupa teks-teks dalam penanganan covid-19 dan tuturan verbal. Kesimpulan hasil penelitian ini ditemukan ada enam teks atau istilah wacana dalam penanganan covid-19 di Indonesia, yakni (1) lockdown, (2) social distancing, (3) physical distancing, (4) karantina wilayah, (5) pembatasan sosial berskala besar, dan (6) darurat sipil. Adapun ideologi penciptaan teks yang dimuat dalam discourse practice meliputi aspek produksi dan konsumsi teks. Dalam aspek produksi, teks dibangun sebagai wacana pencegahan covid-19. Wacana tersebut menuai resistensi masyarakat sebagai bagian dari aspek konsumsi masyarakat. Selanjutnya, praktik sosial yang melatarbelakangi penciptaan teks wacana kebijakan pembatasan sosial meliputi pertimbangan ekonomi dan pertimbangan politik. Pertimbangan ekonomi adalah cara pemerintah menjaga legacy ekonomi, sementara pertimbangan politik adalah cara pemerintah menjaga citra politiknya.
Dimensi gender dalam novel-novel Indonesia Periode 1920-2000-an berdasarkan kajian kritik sastra feminis Muyassaroh Muyassaroh
KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol. 7 No. 2 (2021): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/kembara.v7i2.16558

Abstract

Tulisan ini merupakan hasil penelitian yang didasari oleh fenomena bahwa ideologi gender yang berlaku pada masyarakat dapat mewarnai karya sastra yang dihasilkan. Sebagai kreasi imajinatif, muatan ideologi gender yang diemban novel tidak dapat dilepaskan dari kehidupan masyarakat saat karya itu diciptakan. Begitu pula, novel-novel Indonesia periode 1920—2000 merepresentasikan ideologi gender yang berkembang saat itu. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan  gambaran tokoh perempuan dalam novel-novel Indonesia periode 1920—2000 sebagai akibat adanya ideologi gender. Untuk mendeskripsikan hal tersebut, digunakan pendekatan kritik sastra feminis. Kritik sastra feminis ini berupaya membongkar ketimpangan gender antara laki-laki dan perempuan, sehingga mengakibatkan diskriminasi dan kekerasan pada perempuan yang terdapat dalam karya sastra. Ketimpangan gender yang terjadi disebabkan oleh dikotomi peran perempuan. Pada periode sebelum kemerdekaan, peran perempuan dibatasi pada sektor domestik, sedangkan sektor publik mulai didiami perempuan sesudah kemerdekaan. Sumber data penelitian ini adalah sebelas novel Indonesia yang diterbitkan pada periode 1920—2000. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tokoh perempuan yang digambarkan dalam novel-novel periode 1920—2000 berkutat pada kategori sektor domestik dan publik. Akan tetapi, kedua sektor yang didiami tokoh-tokoh perempuan mengalami perkembangan pesat. Eksistensi perempuan pada ranah pubik semakin kuat seiring dengan perubahan zaman. Sebaliknya, domestifikasi posisi dan peran perempuan semakin berkurang karena mereka mengaktualisasikan diri dalam masyarakat, bidang ekonomi dan pendidikan, serta menentukan pilihan.
Ibhas: Ludling bahasa Minangkabau dialek pesisir selatan Fadlul Rahman; Novarina; Santi Kurniati
KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol. 7 No. 2 (2021): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/kembara.v7i2.16979

Abstract

Ludling dikenal sebagai bahasa rahasia, atau bahasa terbalik adalah pengucapan khusus yang melibatkan manipulasi fonologis dari bahasa aslinya. Bahasa Minangkabau sebagai bagian dari rumpun bahasa Melayu kaya akan variasi ludling namun penelitian mengenai ludling ini masih sangat sedikit sekali. Sumber data dari penelitian ini adalah ludling yang digunakan oleh penutur bahasa Minangkabau dialek Pesisir Selatan yang lahir pada tahun 1980an sampai awal 1990an. Istilah ibhas digunakan untuk ludling yang dihasilkan dari daerah ini, \ibhas\ adalah ludling dari \bahaso\ yang digunakan oleh para penutur. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembentukan ibhas ludling serta menggambarkan fenomena aturan yang ada pada ibhas ludling dengan menggunakan pendekatan penelitian deskriptif. Teknik yang digunakan adalah teknik rekam dan teknik wawancara. Data ditranskripsi dan dianalisa menggunakan program elan dan toolbox, sehingga terkumpul korpus ibhas. Dari hasil penelitian ditemukan pembentukan ludling berdasarkan kata dasar dengan silabel, kata berafiks, dan kata depan. Dalam pembentukan ibhas ludling terjadi penambahan segmen [i] pada kata dua silabel dengan awal bunyi K dan segmen [si] pada awal bunyi V dan terjadi penghilangan K, V, atau KV pada silabel kedua. Penyisipan segmen [i] setelah silabel pertama terjadi pada kata dengan tiga silabel dan penghilangan separuh bunyi atau penuh pada silabel ketiga. Aturan yang didapat dalam ludling ini adalah: KVKV(K)(V)à[i]-KVK; KVVKà[i]-KVV; VK(K)VKà [si]-VK; KVKVKVàKV-[i]-KVK. Sebagaimana bahasa yang terus berkembang ludling pun ikut berkembang dengan pesat. Ludling tidak hanya dapat dilihat dari sisi internalnya tetapi dapat juga dari segi eksternal seperti dari segi sejarah, sosial budaya, dan lainnya.
Kata-kata emotif pengungkap rasa kasih dalam Anak Bajang Menggiring Angin Sindhunata: Perspektif stilistika pragmatik Yuliana Setyaningsih; Kunjana Rahardi
KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol. 7 No. 2 (2021): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/kembara.v7i2.16983

Abstract

Ekspresi terhadap objek dapat disampaikan melalui kata-kata yang memiliki daya stilistika untuk mewakili kondisi objek tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan makna pragmatik dari pemanfaatan kata-kata emotif bernuansa makna kasih sayang. Sumber data substantif penelitian ini adalah novel Anak Bajang Menggiring Angin karya Sindhunata yang diterbitkan pada tahun 2010. Data penelitian berupa tuturan tokoh yang mengandung kata-kata emotif bernuansa kasih sayang. Data dikumpulkan dengan metode simak dengan teknik baca dan teknik catat. Selanjutnya, data yang terkumpul diidentifikasi dan diklasifikasikan berdasarkan maksud kata-kata emotif pengungkap rasa kasih. Langkah berikutnya adalah triangulasi data untuk mendapatkan data yang benar-benar valid untuk dianalisis. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis padan ekstralingual dengan mendasarkan pada konteks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 10 macam makna pragmatik kata-kata emotif pengungkap rasa kasih sayang. Makna pengungkap rasa kasih tersebut dinyatakan dengan: (1) janji, (2) kekecewaan, (3) kebahagiaan, (4) kesedihan, (5) perasaan haru, (6) ratapan, (7) penyesalan, (8) permohonan doa, (9) belas kasih, dan (10) nasihat.
Narasi keseimbangan di Bali dalam novel Eat Pray Love karya Elizabeth Gilbert I Gusti Agung Sri Rwa Jayantini; Ronald Umbas; Ni Komang Arie Suwastini
KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol. 7 No. 2 (2021): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/kembara.v7i2.17178

Abstract

Eat Pray Love adalah salah satu novel laris yang mempunyai ciri kuat dalam hal penggunaan latar tempat. Unsur ini sangat jelas memengaruhi alur cerita. Pulau dewata, Bali, menjadi tempat merepresentasikan kata “love” pada judul novel. Cinta yang ditemukan di Bali dapat diinterpretasi sebagai upaya pencarian keseimbangan (the pursuit of balance) yang tegas dinyatakan dalam 36 episode terakhir novel Eat Pray Love. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi struktur naratif dari keseimbangan yang terbangun dalam cerita. Metode kajian tekstual dipadukan dengan analisis diksi dari Keraf dan prinsip keseimbangan hidup berdasar perspektif Tri Hita karana yang memandang kebahagiaan manusia tercipta dari keseimbangan relasi manusia dengan Tuhan, antarmanusia, dan alam. Penelitian ini menemukan bahwa narasi keseimbangan di Bali dalam novel Eat Pray Love adalah (1) keseimbangan hubungan dengan Tuhan, (2) keseimbangan hubungan antarmanusia, dan (3) keseimbangan hubungan dengan alam. Ketiga keseimbangan dinarasikan secara dominan melalui dua cara. Pertama, diksi berupa kata umum, kata khusus yang memiliki daya sugesti, dan kata abstrak untuk menunjukkan konsep yang hidup dalam pikiran. Kedua, narasi ekspositoris dan sugestif menunjukkan gambaran pencarian keseimbangan di Bali dalam kerangka Tri Hita Karana agar hidup menjadi harmonis. Implikasi penelitian ini adalah bahwa identifikasi suatu nilai dalam novel dapat dilihat dari diksi dan narasi, baik secara ekspositoris dengan pernyataan eksplisit dan narasi sugestif dengan penyampaian secara implisit. Hasil identifikasi dalam penelitian ini dapat menjadi bahan perenungan bagi pembaca sehingga karya sastra bisa berkontribusi dalam memberi pemahaman tentang nilai filosofis yang tumbuh di masyarakat.
Disharmoni manusia dengan lingkungan dalam novel O karya Eka Kurniawan Bella Berliana; Sarwiji Suwandi; Sumarwati
KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol. 7 No. 2 (2021): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/kembara.v7i2.17192

Abstract

Perspektif manusia yang menganggap dirinya sebagai penguasa alam semesta dapat menimbulkan terjadinya disharmoni manusia dengan lingkungan. Sebab, melalui perspektif ini manusia tidak memandang dirinya sebagai bagian dari alam melainkan hanya sebagai pemanfaat sumber daya alam, sehingga mendorong lahirnya sikap atau tindakan yang eksploitatif dan tidak mempedulikan keseimbangan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap dan mendeskripsikan bentuk-bentuk disharmoni manusia dengan lingkungan hidup dalam novel O karya Eka Kurniawan. Penelitian ini tergolong jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan ekokritik. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel O karya Eka Kurniawan. Data penelitian terdiri dari bentuk-bentuk disharmoni manusia dengan lingkungan dalam novel O karya Eka Kurniawan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumen atau studi pustaka terhadap karya sastra yang berupa novel. Analisis data dilakukan secara interaktif, yaitu meliputi proses: reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian membuktikan bahwa novel O karya Eka Kurniawan merepresentasikan lima bentuk disharmoni manusia dengan lingkungan yang meliputi: (1) eksploitasi binatang; (2) eksploitasi hutan; (3) pemukiman padat penduduk; (4) penyalahgunaan fungsi lahan; dan (5) polutan. Bentuk eksploitasi binatang paling banyak dikisahkan oleh Eka Kurniawan dalam novel berjudul O tersebut. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk disharmoni manusia dengan lingkungan yang tergambar dalam novel O karya Eka Kurniawan ini disebabkan oleh rendahnya tingkat pemahaman, kesadaran, dan kepedulian manusia terhadap lingkungan.
Implikatur pada wacana vaksinasi covid-19 di akun instagram @kemenkes_ri Risnawati Risnawati
KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol. 7 No. 2 (2021): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/kembara.v7i2.17193

Abstract

Implikatur percakapan dimaksudkan untuk menjelaskan dan menerangkan maksud tertentu yang berbeda dengan yang sebenarnya disampaikan oleh penutur. Wacana vaksinasi Covid-19 yang terdapat pada media sosial khususnya Instagram saat ini sedang menjadi bahasan yang paling menarik dan menjadi perhatian masyarakat, terlebih unggahan di media sosial memunculkan persepsi yang berbeda-beda. Pada akun Instagram Kementrian Kesehatan yang berisi informasi penting dan akurat memunculkan adanya maksud tersendiri dibalik unggahan gambar/video. Penelitian ini bertujuan menemukan implikatur pada unggahan vaksinasi Covid-19 akun Instagram @kemenkes_ri. Sumber data penelitian berasal dari unggahan tentang vaksinasi Covid-19 melalui media sosial Instagram. Data primer yang digunakan berupa gambar dan tulisan di akun Instagram @kemenkes_ri tentang vaksinasi Covid-19 selama 3 bulan. Penelitian ini termasuk jenis kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data, yaitu pengambilan gambar atau dokumentasi secara langsung di media sosial Instagram. Teknik analisis data penelitian ini, yaitu mengidentifikasi, mengklasifikasi, menganalisis, menyajikan, dan menyimpulkan data. Dari hasil analisis ditemukan implikatur wacana pada vaksinasi yang menekankan adanya informasi penting yang ditujukan kepada masyarakat. Selain itu, pada unggahan kemenkes-ri juga terdapat maksud mengajak masyarakat semua usia khususnya lansia untuk melakukan vaksinasi tanpa rasa takut. Hasil penelitian ini ditemukan empat bentuk implikatur, yaitu (1) mengklarifikasi, (2) menginformasikan, (3) mengajak, dan (4) menenangkan. Pada unggahan akun Instagram kemenkes_ri juga memiliki maksud mengklarifikasi adanya berita tentang kematian setelah dilakukan vaksin. Berbagai informasi tentang vaksinasi diunggah dengan menambahkan gambar dan percakapan untuk menarik perhatian rakyat khususnya pengguna media sosial Instagram agar mengikuti aturan pemerintah terkait vaksinasi. Dari sekian bentuk implikatur dapat diketahui bahwa bentuk menginformasikan dan mengajak sangat dominan dalam implikatur wacana vaksinasi Covid-19. Berdasarkan hal tersebut disimpulkan bahwa implikatur pada wacana vaksinasi covid menekankan pada adanya makna tersembunyi pada unggahan Instagram

Page 1 of 3 | Total Record : 24